Sang Pemula

Thursday, June 22, 2006

KALAHKAH AKU?

Kata banyak orang, hidup harus kompromi. Kata mereka juga tanpa kompromi orang bisa mati. Masih juga kata mereka kompromi bukanlah suatu kekalahan. Lalu dimana idealisme diri ini berada? Dimana seseorang bisa berdiri menjadi dirinya sediri? Dimana juga seseorang bisa merasakan dan melakukan segala keinginannya tanpa kompromi?
Ya, kompromi tak ubahnya sebuah tawar menawar. Kompromi politikus di dalam hotel bintang lima tidak ada bedanya dengan tawar menawar pedagang dan pembeli di pasar tradisional yang kumuh. Semuanya sama, mempertahankan "sebagian" idealisme dan tetap memuaskan orang lain. Ya, sebagian idealisme kalau masih ada idealisme dimata politikus. Ya, sebagian idealisme jika itu masih ada idealisme dihati pedagang yang tidak mau curang.
Hati bisa membatu, perasaan bisa mengeras, kekokohan pendapat bisa tak terbantahkan, otak bisa menolak keadaan, dan semangat bisa revolusioner, tapi mungkinkah keadaan mendukungnya? Di sebuah tempat yang namanya birokrasi, mungkin semuanya telah tiada, tiada idealisme, tiada hati yang mengeras, tidak mungkin pula semangat revolusioner!!!
Di sebuat tempat yang katanya kumpulan orang intelek, orang-orang idealis, orang-orang kritis, kalian jurnalis, akhirnya kompromi itu merasuki juga. Bukan, tidak mau orang itu tetap idealis, tetapi kompromi dengan keadaan. Ketakutan akan pemecatan, keresahan kehilangan pekerjaan, kelemahan posisi dan akhirnya tinggal menyisakan sedikit idealisme dan memperbanyak kompromi.
Kompromi memang bukan berarti kalah, tapi menggadaikan idealisme, lebih parah dari sebuah arti kekalahan. Kompromi juga tidak berarti mati, tetapi hilangnya idealisme, tidak ada bedanya dengan matinya perasaan, pikiran dan hati.
Berbahagialah kalian yang belum berkompromi, kalian semua yang masih terbang bebas...
KALAHKAH AKU?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home