Sang Pemula

Saturday, August 12, 2006

Deddy Mizwar, Naga Bonar & Merdeka atau Mati...

Deddy Mizwar yang berperan sebagai Naga Bonar di hadapan puluhan anak buahnya dengan tegas dan mantap berkata: Merdeka atau Mati...
Apa yang diucapkan Naga Bonar, itu hanyalah secuil bagian dari film perjuangan yang judulnya entah apa. Selain ucapan Naga Bonar, kisah perjuangan kemerdekaan yang masih cukup terngiang dihati adalah sebuah kata-kata yang diucapkan seorang pejuang entah siapa namanya, saat pesawat terbang Belanda hendak mengebom sebuah jembatan. Dengan tegas dan lantang pejuang yang tidak diingat lagi namanya itu berkata: Belanda Asu Edannnn... Dan masih ada satu lagi yang juga membekas dihati adalah sebuah adegan film saat seorang pejuang yang juga jagoan dengan ajian kebal tembak hendak merobek bendera Belanda dan menggantinya dengan Sang Saka Merah Putih. Namun, sayang sebelum jagoan itu berhasil menurunkan bendera itu, dia tertembak mati oleh sedadu Belanda karena ajiannya nyantel di jeruji pagar saat Sang Jagoan memanjat pagar itu. Dan semuanya sungguh sayang karena film heroik itu tidak diingat lagi judulnya.
Sementara itu, film yang berjudul Independent Day, sebuah film Holywood yang menceritakan pejuangan warga Amerika Serikat mempertahankan bangsanya dari serangan musuh hingga kini mudah diingat dan tetap melekat dihati bangsa ini. Atau film perjuangan dengan setting Perang Dunia II dan dibalut kisah romantisme yang bertajuk Pearl Harbour juga melekat ditelinga bangsa ini.
Untuk sebuah judul film yang mengkisahkan lika-liku perjuangan bangsa ini atau haru biru usaha merebut kembali kemerdekaan yang sempat terkoyak, bangsa ini saja sudah lupa. Apalagi jika harus mengingat pahlawannya. Sebuah lelucon kelas atas memang. Nama Tan Malaka, hanya beberapa orang saja yang mengenalnya apalagi nama Tirto Adi Suryo yang berjuang lewat jalan jurnalisme, belum banyak yang mengetahuinya.
Ada pepatah yang mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan pahlawannya. Namun, sayang, nama pahlawannya saja kita lupa, bagaimana bisa menghargai perjuangannya. Memang sejarah di negara ini sempat menjadi milik penguasa dan orang besar saja, tetapi film Gie karya Riri Riza sudah mematahkan sejarah konvensional ciptaan penguasa di negara ini. Bahkan, seorang pejuang yang juga sempat menjadi pencuri dan perampok yang bernama Budiman Benggol seperti yang ceritakan dalam novel Maling Republik juga pantas dikenal dan dihargai perjuangannya.
Apa sebenarnya yang menghantui bangsa ini sehingga kita tidak mengenal pejuang bangsa ini. Apakah kita bukan bangsa yang besar karena tidak bisa menghargai perjuangan pahlawan kita. Atau kita sudah malu dengan bangsa ini dan tidak ingin mengenal lagi pahlawan bangsa ini dan hanya bisa mengingat kata Naga Bonar: Merdeka atau Mati...

2 Comments:

  • boleh juga, lumayan keren

    By Anonymous Anonymous, at 4:55 PM  

  • Ya, kayak gitulah kondissi bangsa ini bung

    By Anonymous Anonymous, at 4:56 PM  

Post a Comment

<< Home