Sang Pemula

Wednesday, December 13, 2006

Living Work Journalism!

Setahun sudah sebuah bayang-bayang impian menjadi realitas kehidupan. Setahun sudah angan-angan pikiran menjelma putaran roda kenyataan. Setahun sudah sebuah harapan tak berujung pada angin kosong. Dan setahun sudah sebuah deru kehidupan terasa nyata dan bukan meredupnya sebuah impian…
Kini, putaran roda seakan berhenti sejenak untuk rehat. Deru kehidupan seakan lelah setelah menguras hati dan pikiran dan mencoba istirahat. Kini, berakhir sudah dan sudah berakhir...
Terlalu, terlalu banyak kesan yang ditinggalkan. Terlalu, terlalu banyak kebahagiaan yang ditertawakan. Terlalu, terlalu banyak kesedihan yang ditangisi. Dan terlalu, terlalu banyak pengalaman yang bisa membuka hati dan pikiran. Semuanya harus ditinggalkan, kini…
Setahun bukan waktu yang lama dan aku masih belum apa-apa dan bukan siapa-siapa. Aku masih belum berbuat apa-apa dan belum mengerti apa-apa. Aku masih belajar dan belum sebesar mereka pahlawanku. Namun, aku pernah mencoba untuk mengarungi, belajar mengerti, memahami dan merasakan duniaku yang harus ku tinggalkan, kini…
Aku memang belum apa-apa dan bukan siapa-siapa. Aku hanya belajar menjadi saksi dunia. Aku hanya ingin mengerti realitas kehidupan manusia. Aku hanya ingin memahami putaran roda hidup. Aku hanya ingin merasakan manis dan pahitnya buah kehidupan kalian semua, wahai umat manusia. Dan aku memang belum apa-apa dan bukan siapa-siapa harus rela meninggalkan semuanya, kini…
Setahun memang bukan waktu yang lama. Namun aku telah merangkum dalam hati dan pikiranku semuanya rekaman hidup. Aku telah ingat setiap detail-detail realitas kehidupan manusia yang mampu aku lihat. Aku telah simpan semua pahit getirnya buah kehidupan manusia yang mampu aku rasakan. Aku telah renungkan baik buruknya, bersih kotornya, hati, pikiran dan perilaku kalian umat manusia yang pernah aku ketahui. Dan, berakhir sudah dan sudah berakhir, kini. Aku masih simpan kalian semuanya, tidak hanya dalam buku harian, tapi dalam hati dan pikiran.Aku harus pergi, kini…
Namun, aku masih ingin kembali, esok…
Semoga…
Living Work Journalism!

Terimakasih buat:Ibu, bapak (alm), Pak Cip dan keluarga besarku; My Boss & guruku, Mas Yan, Mas Ono, Gotrex, Mas Anton, Mas Faul, Mba Rina, Mas Warmin, Mas Dawet, Mas Farid, Mba Ike; My Partner In Crime, Ari Mboth, Kyo, Indah, Yuzmey, Harsi, Ristian, Tri Rahayu, Nur Hid, Purwadi, Bayu; My partner in desk, Mba Ida, Mba Nad, Mba Wulan dan Mas Abn; Kawan-kawan seperjuangan, Mas Iik, Mba Rani, Mba Cristi, Mba Eni, Burhan, Pak Yoyok dan semua wartawan tempat aku bekerja; Kawan-kawan di “pengasingan”, Mba Nanik, Bahana, Mba Sonya, Bang Rois, Mba Wiwik, Mbah Roso, Bang Udin, Icaz, Pak San, Paklik Anjar, Mba Sri; Anak Padepokan Djojo Moeljo, Sukron, Pele, Weda, Dirjo, Rio, Asep, Kang Benok, Weduz, Sopari, Maz Rahman, Pak Loso, Bom-bom; Kawan di kampusku, Cah-cah B’jat, Dapur Ngebul, SIKAP, Fotkom 401 dan juga dosennya juga sekalian; Kawan satu pikiran, Fian BL, Arga, Fredi, Kebo HC, Hanton; My Jagoan, Tan Malaka, Pram, T.A.S., Slank, Ipang dan juga Djarum Super, Kofimik, Sarang Kupu-Kupu, Garden Net, my book dan kalian semua manusia, barang dan kejadian yang telah membentuk aku seperti itu, tengkyu dah!

NB. Bung Kriwil, lagi malas komentar, katanya lagi sibuk bikin skripsi. Haa..haa…

0 Comments:

Post a Comment

<< Home