Sang Pemula

Friday, December 01, 2006

Sebuah Permufakatan

Melalui chatting sekitar 2 jam lamanya, aku dan kawanku bermufakat dan sepakat bahwa Hidup Itu Indah. Bak seperti anggota DPR saja, dari mulut kami berdua juga terucap kata setuju, terutama terhadap salah satu masalah mendasar yang sedang kami godok bersama yaitu, Undang-Undang Dasar (UUD) Kehidupan.
Berbagai permasalahan mendasar dan pasal-pasal krusial telah terpecahkan secara elegan. (Anjing, DPR banget!). Bahkan, jika anggota DPR studi banding ke luar negeri untuk menggodok satu UU, maka kami pun tak mau kalah, sebelum UUD Kehidupan digodok, sebuah film bertajuk Life Is Beautiful menjadi salah satu resensi kami.
Akhirnya, dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami menanadatangani UUD Kehidupan ini. Tak ada ketua ataupun anggota, kami berdua hanya duduk bersama sebagai manusia. Dan layaknya sebuah konstitusi resmi, di bagian akhir UUD ini tercantum kata-kata “UUD ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.”
Kini, sebuah konstitusi telah mengikat antara aku dan kawanku ini, terutama sebuah pemikiran mengenai hidup, bahwa Hidup Ini Indah. Nah, tak ada gading yang tak retak (Nggak nyambung kayaknya). Masalah yang kemudian timbul adalah sejauh mana aturan atau konstitusi yang telah disepakati bersama ini dijalankan. Tentu kami tidak ingin gagal seperti layaknya perundingan antara pemerintah dan GAM dimasa silam (Maju terus Ajtehku, damai sepanjang masa). Atau kami juga ingin seperti Indonesia yang memiliki berbagai aturan soal pemberantasan korupsi tetapi pada kenyataanya korupsi masih menjadi denyut nadi kehidupan bangsa.
Bagi aku dan kawanku, UUD Kehidupan tidak hanya aturan tertulis saja karena itu kami selalu berusaha mentaati semua aturannya. Sebuah usaha keras teramat sangat dibutuhkan aku dan kawanku untuk mentaati aturan yang ada. Halangan, rintangan hingga cobaan hidup selalu menerpa manusia, termasuk aku dan kawanku dan saat itu ujian pelaksanaan UUD Kehidupan ini dibuktikan. Tapi, aku dan kawanku selalu dan akan terus selalu bertahan dan tetap akan bertahan dan membangun mimpi-mimpi indah dalam kehidupannya masing-masing. Karena kami akan selalu percaya, bahwa Hidup Itu Indah. Kini dan selamanya…

NB. Bung Kriwil sok jadi psikolog, “Jangan bunuh impian sebelum tumbuh dan ranum siap dipetik,” katanya. Bahkan, dengan sok puitis dia berani bilang, “Biarkan impianmu tumbuh dan berkembang bersama indahnya deru kehidupan.”

0 Comments:

Post a Comment

<< Home