Sang Pemula

Wednesday, September 13, 2006

MENGAPA?

Aku tidak pernah mengerti mengapa orang sering tidak sadar dengan perilakunya sendiri. Bukannya aku ingin mengatakan, kalau aku sadar atas semua perilaku dan tahu tentang semua yang ada dalam kehidupanku.
Bakan itu maksudku. Maksudku adalah paling tidak, aku sebagai seorang manusia yang memiliki pikiran untuk berpikir mencoba memahami mengapa aku berperilaku sesuatu. Dengan mencoba memahami mengapa aku berperilaku sesuatu, paling tidak, aku sadar dengan apa yang aku lakukan. Entah itu perilaku baik atau perilaku buruk. Toh, baik buruknya perilaku tergantung dari sudut pandang kita melihatnya.
Aku sering merasakan, orang-orang di sekelilingku banyak yang belum sadar dengan perilaku yang diperbuatnya. Bahkan, kawan-kawanku yang menyandang status mahasiswa dan katanya kaum terpelajar, masih banyak yang belum sadar dengan perilaku yang dilakoninya.
Buktinya, saat aku tanya, mengapa dia melakukan suatu perilaku, lebih banyak jawaban yang mengalir ke diriku kata tidak tahu mengapa dia berperilaku seperti itu. Aku tidak paham dengan ilmu psikologi yang berbicara soal apakah setiap perilaku itu pelu ada alasan yang melatarbelakanginya atau tidak.
Namun, bagi aku, harus ada alasan yang melandasi setiap perilaku manusia, apalagi seorang yang katanya kaum terpelajar. Terutama perilaku yang berkaitan dengan soal yang rasional dan pikiran. Kalau perilaku yang berdasarkan atas perasaan, sedikit banyak aku masih bisa memaklumi. Walaupun kadang perasan masih bisa menipu.
Tapi kalau yang menyangkut hal-hal yang rasional atau pikiran, misalnya saja aku menilai banyak mahasiswa yang tumpul pikirannya. Tumpul karena tidak pernah diasah.
Aku pernah bertanya, mengapa kamu kuliah? Mengapa kamu jarang baca buku, koran atau nonton berita? Mengapa kamu dugem? Mengapa kamu malas kuliah? Mengapa kamu jarang ke perpustakaan? Mengapa kamu sering lupa tanggungjawab diri?
Dan jawabanya secara umum, tidak mencerminkan kaum terpelajar. Aku kuliah karena ingin nilainya baik dan saat itu ilmu dilupakan. Aku jarang baca buku, koran atau nonton berita karena aku tidak suka dan saat itu perasaan berbicara. Bukakah perasaan kadang bisa menipu. Aku dugem karena aku ingin diakui, ingin tidak ketinggalan jaman, dan ada yang lebih parah lagi, aku dugem karena ikut teman-teman dan saat itu dimanakah kepribadian diri seseorang. Aku malas kuliah karena aku malas saja dan saat itu aku jadi bingung harus berkata apa. Aku sering lupa tanggungjawab diri karena manusia adalah tempatnya dosa dan lupa dan saat itu aku tahu kitab suci sering dimanfaatkan untuk pembenaran diri.
Aku hanya merasa, manusia utamanya kaum terpelajar jika dia tidak menyadari mengapa dia melakukan suatu perilaku, entah baik, entah buruk, aku merasa dia telah menyianyiakan pikiran yang dimilikinya. Ah, sungguh sayang sekaliā€¦

Kamar kos, saat beberapa waktu setelah aku terbangun dari tidur, 02.48 WIB, 9 September

0 Comments:

Post a Comment

<< Home