Sang Pemula

Friday, September 22, 2006

SAMPAH KEHIDUPAN

Aku merasa seberuk-buruknya manusia adalah manusia yang tidak mengerti, merasa dan sadar diri terhadap deru kehidupannnya sendiri. Hidupnya yang mengalir tidak dia sadari dan pahami sendiri. Setiap jejak langkah dalam arus kehidupannya, tidak dia pahami dan tidak ada makna dalam hidupnya.
Tanpa ada prinsip, tanpa ada pegangan, tanpa ada arti, tanpa ada rasa dan tanpa ada deru. Bagiku, mereka hanyalah SAMPAH KEHIDUPAN.
Sebusuk-busuknya sampah kehidupan adalah mereka yang katanya memiliki kesadaran diri tinggi, berilmu dan mengetahui cakrawala dunia. Tapi ternyata tak ada prinsip, tak ada pegangan, tak ada arti dan tak ada deru. Seperti sampah yang mengalir di sungai, Tak ada kesan kehidupan yang bisa diberikannya.
Mahasiswa misalnya. Banyak dikatakan mereka adalah manusia unggul, calon pemimpin bangsa, memiliki kesadaran diri tinggi, berilmu dan mengetahui cakrawala dunia. Tapi aku merasa sebagian besar dari mereka kini hanyalah seonggok daging yang bau busuknya sangat menyengat.
Bau busuk sampah yang timbul dari diri mahasiswa lebih busuk dari bau busuk jenis manusia apapun yang ada di muka bumi ini. Karena apa yang menjadi ciri mahasiswa dengan kenyataan yang ada bagaikan langit tingkat tujuh dan perut bumi jaraknya.
Ah, bau busuk sampah itu sangat menyengat hidungku. ANJING SEMUANYA!!!

Kamar kosku saat aku terbangun dari tidur karena musik-musik yang memekakkan telinga! 02.04 WIB, 9 September.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home