Sang Pemula

Monday, October 30, 2006

Yang Tersisa (JANGAN DIBUANG)

...darah muda, darahnya para remaja
darah yang berapi-api...

Jika lagu "Darah Muda"-nya Bang Haji mengalun dalam Jumpa Darat Angkatan 2002 SMA 1 Mungkid, pasti acara kangen-kangen yang kali pertama terjadi sejak empat tahun silam pasti suasananya tambah rame.
Bagaimana tidak, sebagian kawan boleh udah pada kawin sekalian nikah (kebalik nggak seh...), tapi darah muda yang menggelora tak luntur oleh jaman. Sebagian kawan boleh udah pada kerja, tapi jiwa muda tetap berapi-api. Sebagian kawan masih nganggur dan kuliah, pastinya sisi liar anak mudanya masih pada puncak-puncaknya!
Fatma masih tomboy (tambah cakep, menurutku), Naomi tetep manis (agak gemukan dikit), Saptoto masih seperti Ketua OSIS, Lia masih ugly girl, Trisna tetep gagah, Edi Wibowo masih suka grogi klo ngomong (tapi tambah gaul kayaknya), Rohani tetep crewet dan suka gosip, Yuppy masih pinter nyanyi, Ridwan Sutur masih imut wajahnya (kelakuannya nggak tau aku), Feri Mamo seperti biasa tapi gaul bgt (cowo metroseksual, mungkin), Nanang udah kayak seniman, Bowo jadi kayak anak band (J-Rock), Yaya masih juga cakep, Fran masih suka bercanda tapi udah kayak bapak-bapak, Ocik sepertinya masih pinter pantomin, Nungki masih gitu2 aja tambah gemuk, Ithoonk nggak jauh beda, Bekti tetep cool boy, Wanuri dan Jafar juga seperti masih jaman Pramuka, Dimas tetep seperti jaman SMA (mungkin sering ketemu), Eko masih suka Miyabi tapi udah tidak terlalu dan Bustanul masih jadi tepat tanya rumus2 Fisika dan Kimia.
Ada yang berubah dan ada yang bisa-biasa aja. Yang berubah jadi asik, yang biasa-biasa aja, tetep asik. Semuanya udah punya kehidupan sendiri-sendiri. Yang jadi ibu rumah tangga sibuk ngurusi anak dan ekonomi keluarga. Yang jadi bapak masih terus bekerja. Yang jadi mahasiswa masih mikirin tugas, skripsi hingga hiburan penghangat suasana. Yang mengganggur, masih resah mencari kerja. Yang kerja dan belum berkeluarga, haa..haa kasihan aja.
Masa lalu jaman SMA udah sedikit terungkap kembali, jalinan perkawanan bisa diangkat lagi, hubungan persaudaraan dirajut lagi. Klo jalinan asmara bisa dikait lagi nggak ya???
Tak ada yang tersisa dari Jumpa Darat, semua bahagia (semoga! klo tidak salahin aja panitianya!), semua tertawa, semua enjoy-enjoy aja, semua berubah dan biasa-biasa saja, semua ingat badungnya jaman SMA, semua suka jaman SMA (bukan pelajarannya lo) dan semua tetap kawan setia...
Yang tersisa hanya kenangan jaman SMA! Jangan dibuang ya!!!
See U all friend, 2 year ago..

Thursday, October 19, 2006

Arus Balik

Ketika semua orang bicara arus mudik,
aku lebih suka bicara arus balik
Saat semua kawan ngomong hangatnya Lebaran,
aku lebih tertarik dinginnya Lebaran
Ketika semua orang menyatu dalam Lebaran,
aku lebih suka memisah dalam Lebaran

Waktu semua berteriak-teriak dalam ramainya keluarga,
aku mengguman dalam sepinya kesendirian
Waktu semua saling memaafkan
aku lebih memaafkan diriku sendiri
Waktu kebahagiaan menyeruak di mana-mana
aku tertawa dalam kesedihan

Ketika semua orang mendatangi pusat perbelanjaan
aku pilih menepi menuju loakan
Saat semua kawan bingung memikirkan kepulangan
aku repot dengan kedatangan
Ketika semua orang memeluk Lebaran
aku melepaskan ingatan Lebaran

Tapi...
Sang waktu masih menyatu bersamaku
Meskipun...
Sang Lebaran jengah memelukku
Tapi, aku...
Aku bersamamu Sang Lebaran
Walaupun...
dalam kesendirian dan kesepian

Saturday, October 14, 2006

Habibie, Kawanan Perawan & Gerombolan Mantan Perawan

Kalo mantan Presiden Habibie buat buku yang bikin heboh, Detik-Detik yang Menentukkan, itu bukan hal yang aneh! Tapi kalau ada orang yang cerita dan bikin buku Detik-Detik yang Menentukan Hilangnya Perawan itu baru menarik dan aneh!
Apa sih yang tidak menarik dar sosok seorang Presiden atau Mantan Presiden? Semuanya layak disorot dan penting! Tapi kalau soal keperawanan, menarik dan penting, tapi jarang disorot! Terutama soal keperawanan yang hilang dalam pranikah! ML-nya bukan malam pertama pernikahan, tetapi ML di sudut2 kota yang menyesakan!
Sudut2 kota budaya, memang semakin sesak dan menyesakkan. Dan sesaknya kota ini menawarkan keperawanan dan hilangnya keperawanan! Mereka yang ranum siap dipetik atau layu sebelum berkembang selalu silih berganti menyesaki kota tua ini. Jogja.
Roda2 kehidupan di kota tua ini seakan tidak kenal lelah dan malas bekompromi. Silih berganti kawanan perawan memasuki kota ini. Tak berpeluh keringat, tak pernah malas! Dan haruskah mereka meninggalkan kota ini dengan status gerombolan mantan perawan.
Bagi Habibie, 18 bulan dia tinggal di Istana merupakan detik2 yang menentukan dirinya! Bagi kawanan perawan, hidup di kota tua ini, merupakan kubangan yang tiap detiknya menentukkan. Kebebasan diri, ekspresi diri, kemerdekaan kegiatan hingga hura2 penuh romantika merupakan menu utama kota ini! Dari dugem di diskotek, maen ke Gramet, ngeceng di Amplaz, ngelamun di kos, tongkrong di 0 Km, ML di Lembah atau WC kampus adalah barang yang halal di kota ini! Kalaupun itu haram, itu hanyalah sebuah peraturan yang keberadaannya sering dikesampingkan!
Bagi Habibie, tiap detik di Istana adalah hal yang menegangkan dan menentukan! Bagi kawanan perawan, tiap detik di kota ini adalah hal yang menggairahkan, meresahkan dan menentukan. Perawan kadang jadi barang obral yang murahan. Perawan kadang sakral dan selalu diamankan. Perawan kadang carut-marut dalam panasnya kos2an. Perawan kadang tertahan dalam bilik2 kehidupan malam. Perawan kadang hancur dalam pacaran. Perawan kadang bertahan hingga pernikahan.
Kalau intrik Istana tertuang dalam buku Habibie, mengapa intrik perawan belum berkata. Kalau ada masalah dalam istana seperti kata Habibie, mengapa masalah perawan di kota ini belum berbicara! Tabukah? Salahkan mereka para gerombolan mantan perawan? Salahkan kawanan perawan? Atau kota ini sengaja diam membiarkan kawanan perawan menjadi gerombolan mantan perawan, tanpa kata, tanpa bicara, tanpa semuanya...
Keperawanan? hanyalah mitos belakakah? Atau sebuah bukti harga diri? Atau sebuah bentuk yang sakral? Atau kepemilikannya bisa dijual?

NB. Bukan maksud penulis, menyinggung perasaan kaum hawa, tetapi ini hanyalah catatan dari kota tua yang menciptakan mantan perawan! Tak ada yang salah dengan mantan perawan!!!

Thursday, October 05, 2006

apa jadinya aku&kamu tanpa ide (HIDUP DALAM LALU LINTAS IDE)

Seberapa padatkah ide yang ada dalam otakku dan otakmu? Seramai jalan Gejayan atau Jakal. Ato seramai Amplaz. Mungkin juga semeriah Pasar Senthir Jalan Mangkubumi. Atau seberapa sepikah lalu lintas ide dalam otakmu? Sesepinya toko2 bukukah. Sesunyi perpustakaan Hattakah. Mungkin juga setenang kuburan!
Pernahkah merasa sebarapa banyak ide yang ada dalam otak kita dalam 1x24 jam! Ide tak selalu sama dengan hal yang cemerlang seperti ide cemerlang menghasilkan sebuah karya yang maha dahsyat. Ide juga bisa berarti, sebuah pikiran untuk tidak beride sama sekali!
Ide selalu datang silih berganti, entah jadi kenyataan atau tidak, ide akan selalu datang, entah ide yang cemerlang atau ide untuk tidak memiliki ide! Ide, kata yang sangat agung, mungkin! Lahir dari perkawinan pikiran dan pengalaman! Anak kandung dari buah ketekunan dan kerja keras! Bagaimana dengan ide untuk tidak punya ide! Ide untuk tidak beride, mungkin mematikan ide-ide lainnya yang bisa saja tumbur subur dalam otak anak manusia dalam segala usia, segala jenis pekerjaan dan segala sesuatu tentang kekayaan!
Ide, apakah benar kamu berlalu lintas dalam otakku dan otakmu?
Benarkah kamu wahai Sang Ide, lahir dari perkawinan pikiran dan pengalaman
Sungguhkah kamu duhai Sang Ide anak kandung dari buah ketekunan dan kerja keras
Atau lebih baik otakku dan otakmu berpadu untuk beride untuk tidak melahirkan sebuah ide...
Apa jadinya aku dan kamu tanpa ide...