Sang Pemula

Wednesday, August 30, 2006

Jumpa Darat

Lewat dunia maya kita bisa bertegur sapa, lewat jumpa darat kata temanku yang biasa kenalan lewat dunia maya dan ngedate setelah kenal kita bisa lebih saling mengakrabkan diri, lewat tulisan, buku, cerpen, novel kita saling bicara! Oh Kasihku, Aku rindu belaian mesramu...Oh Kasihku kapan Aku bisa menemukanmu...

Aku, S.G.A. & Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara

Kemarin malam, orang No. 2 di jajaran redaksi tempatku bekerja tiba-tiba telp. aku dan mengabarkan adanya bantuan dari sebuah perusahaan mi instan di Negeri ini yang akan diserahkan besok. Aku iya-iya saja karena aku usah tahu sejak siang harinya.
Malas nonton TV yang menyiarkan kekalahan Indonesia atas Myanmar di Piala Kemerdekaan, buku Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara karya S.G.A. aku sambar. Buku terbitan kedua ini belum sama sekali aku baca dan saatnya larut dalam dunia S.G.A pikirku...
S.G.A. dalama kata pengantar terbitan kedua, bertanya apakah dalam jaman reformasi ini masihkah jurnalisme terancam? Dan katanya S.G.A. yang mengancam jurnalisme tidak hanya kekuasaan, tetapi bisa juga preman, orang berduit hingga kepentingan media dimana jurnalisme berada di dalamnya.
Ngantuk, langsung tidur aja lagian banyak agenda yang harus banyak aku kerjakan esok hari!Pagi, Bosku telp. di Raso ada penangkapan TSK pembunuhan, britanya gede dan kemarin aku nggak dapat info itu! Dan kasus ini udah kali ketiga aku alami dalam beberapa bulan terakhir. Usai menerima telp. dari Bos, serasa beban 1 ton berada dipundak!Acara penyerahan bantuan dari produsen mi instan belum juga dimulai, otak pusing, cabut aja dari tempat itu dan ke penyerahan bantuan rumah darurat dari LSM Lingkungan terkenal di Negeri ini.
Kantor polisi akhirnya aku datang padamu!!!Bas bis bus, dengan berbagai cara, data TSK, kronologis dapat dan pulang. Tiga fakta, bantuan dari produsen mi instan, bantuan dari LSM lingkungan hidup dan fakta yang terlambat aku dapatkan penangkapan TSK pembunuhan!!!!
Di atas jok motor yang semakin menipis, aku melamun selama perjalanan dan tiba-tiba buku Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara yang baru kata pengantarnya aku baca, melintas dipikiran. Jurnalisme, masih terancam, bahkan ancaman bisa datang dari dalam media itu sendiri! Ada pesanan liputan hingga tekanan yang memekakkan telinga! Benarkah itu semua? Aku tak tahu! Aku pusing sekali hari ini!!!!

Thursday, August 17, 2006

Celana Dalam Warna Hitam & Perayaan Kemerdekaan

Besok, tanggal 17 Agustus 2006 dan kini jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Tiga jam terakhir, saya menghabiskan waktu di sebuah Warnet langganan di Seputaran Babarsari, Jogja. Lima batang rokok Djarum Super yang empat di antaranya saya beli di Warnet tersebut plus satu batang rokok sisa dari kos sudah habis. Satu botol Frestea dan satu potong roti kini tidak lagi bersisa dan sudah saatnya untuk segera meninggalkan Warnet setelah beberapa email terkirim, beberapa kata tertulis di-blog dan melihat serta mencari teman di Friendster telah terlaksana dengan tuntas.
Rp 14.500, saya keluarkan malam itu di Warnet dan kini di dalam dompet Eiger yang saya beli hampir enam tahun yang lalu kini tinggal menyisakan uang Rp 25.000 dan beberapa lembar uang ribuan dan recehan di kantong celana jeans yang saya beli dari gaji pertama. Setelah bertegur sapa sebentar dengan pemilik Warnet yang lagi sibuk makan bakso dan ngobrol soal komputer, akhirnya dengan Honda Astera Grand tahun 1995 Nopol AA 4402 MB, saya meninggalkan Warnet.
Karena saya tidak pernah tenang saat dompet sudah mulai menipis, mesin ATM di Universitas Atmajaya adalah tujuan berikutnya. Paling tidak uang Rp 100.000 bisa menjaga saya hingga tiga atau empat hari ke depan. Dan setibanya di tempat itu, tujuh orang sudah berbaris rapi di luar box mesin ATM. Dan hanya beberapa menit berikutnya antrean ATM sudah semakin memanjang dan saya ikut larut di dalamnya.
Tak biasanya, antrean sepanjang ini, tapi saya ingat, inikan malam kemerdekaan, mungkin semua orang membutuhkan banyak uang untuk mempersiapkan dan merayakan kemerdekaan. Di hadapan saya, berdiri ibu muda yang menggunakan pakaian cukup seksi sehingga saya bisa melihat celana dalamnya yang berwarna hitam, mungkin mengambil uang untuk membeli hadiah perlombaan kemerdekaan. Di depannya ibu muda ini berdiri, seorang perempuan berumur 20-an dengan ditemani pacarnya, mungkin mereka mengambil uang untuk merayakan kemerdekaan di suatu tempat yang bisa membuat mereka nyaman. Serta, seorang lelaki di belakang saya, yang usianya masih sekitar belasan yang sedari tadi sibuk menyanyikan lagu grup band Ungu sambil bercerita dengan kawannya tentang ramainya diskotik, mungkin mengambil uang untuk merayakan kemerdekaan di diskotik bersama kawan-kawan. Dan, saya sendiri, mengambil uang hanya untuk bertahan hidup saja, saat gaji dari perusahaan masih turun pekan depan.
Setelah urusan dengan ATM dan celana dalam berwarna hitam, jalan di Babarsari saya lewati tanpa ada kesan yang mendalam selain celana dalam warna hitam ibu muda yang masih menggelayuti pikiran. Pulang ke kos lewat jalan Selokan Mataram saya lupakan, setelah kemarin malam jalan ini amblas, tepat di dekat selokan yang putus akibat gempa bumi dan masih dalam proses perbaikan. Sebelum sampai di pertigaan Citrouli yang merupakan satu-satunya jalan yang harus saya lalui, kemacetan sudah menghadang di depan saya. Tak biasanya, jalan ini macet seperti ini, tapi saya ingat, inikan malam kemerdekaan, mungkin orang sibuk cari angin sambil merayakan kemerdekaan.
Parkir di bahu jalan tepat di depan rumah makan yang bernama Sambal Super atau Super Sambal yang tidak saya ingat nama pastinya tetapi terkenal dengan nama SS ternyata juga menjadi pangkal penyebab kemacetan. Seingat saya, SS memang ramai, tetapi tidak seramai ini. Tapi saya ingat, inikan malam kemerdekaan, mungkin orang sibuk cari makan sambil membicarakan dan merayakan kemerdekaan. Kemacetan jalan akhirnya dapat saya tinggalkan, namun keramaian jalan masih tetap terlihat di sepanjang Seturan, depan UPN Veteran hingga warung makan depan Casa Grande yang menjadi persingahan saya berikutnya.
Ponsel Siemens A 50 seharga Rp 425.000 yang saya beli dua tahun yang lalu berdering dan sebuah SMS sudah masuk di nomer Mentari yang sudah saya gunakan sejak jaman SMA. Ternyata, teman kos memberitahukan, rombongan anak kos akan pergi ke klithikan Jalan Mangkubumi sehingga kunci kos harus disimpan dan mereka memberi tahu dimana lokasi persembunyian kunci itu.
Saya berpikir, kok tumben, teman-teman kos pergi ke klitihkan secara rombongan, biasanya yang pergi ke klithikan hanya perseorangan saat harga barang di mal tidak terjangkau dan klithikan menjadi satu-satunya pilihan. Tapi saya ingat, inikan malam kemerdekaan, mungkin teman-teman jalan ke klithikan sambil menjaga keakraban dan mungkin juga turut meramaikan perayaan kemerdekaan.
Sendirian. Saya akhirnya sendirian di kos yang terkenal dengan nama Kos Plung, padahal nama aslinya cukup keren Joyo Mulyo. Namun, tiba-tiba, sayup-sayup suara orang dari pengeras suara yang tidak begitu jelas isinya, namun ada kata tirakatan yang sempat diucapkan. Kok tirakatan, tapi saya ingat, inikan malam kemerdekaan dan tiap malam kemerdekaan, tirakatan menjadi sebuah tradisi yang acaranya harus diadakan.
Tidak ada kerjaan, akhirnya saya menyibukkan diri dengan membaca buku Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad. Jam sudah menunjukkan pukul 00.15 WIB tanggal 17 Agustus 2006 dan teman-teman belum juga pulang. Suara-suara orang yang yang melakukan tirakatan masih terdengar pelan, tapi mata dan pikiran saya masih tertuju pada Catatan Pinggir, namun dalam hati saya membisikkan kata-kata kemerdekaan. Bukan tentang Warnet, ATM dan celana dalam hitam, SS, keramaian jalan, klithikan, atau tirakatan yang semuanya berbau perayaan kemerdekaan, tapi mengapa tiba-tiba hati saya mentertawakan kemerdekaan…

Wednesday, August 16, 2006

Pedagang Kemerdekaan dari TOKO MERDEKA

Saya adalah Pedagang Kemerdekaan dari TOKO MERDEKA ingin menawarkan beberapa produk unggulan dari toko kami. Ini bukan penipuan atau janji belaka, tetapi ini bagian dari kecintaan saya sebagai anak manusia yang lahir di negeri ini dan ingin memerdekaan semua anak manusia di negara ini. Ingat produk ini dijual terbatas, tidak dijual dengan sistem Multi Level Marketing dan Awas Barang Tiruan.
Anda yang berprofesi ada saja, kami akan menawarkan beberapa produk unggulan kami di antaranya "Buruh Merdeka", "Petani Merdeka", "PNS Merdeka", "Mahasiswa Merdeka", "Anak Merdeka", "Waria Merdeka". Dan bagi Anda yang sering menjadi Tikus-Tikus Negara kami siapkan produk kami "Koruptor Merdeka". Atau Anda yang menjadi korban bencana yang bertubi-tubi menimpa bangsa ini seperti gempa bumi, tsunami hingga luapan lumpur panas, Anda bisa menggunakan produk kami "Korban Bencana Merdeka" dan pastinya semua produk tersebut dapat Anda dapatkan di TOKO MERDEKA milik saya, yang alamatnya nanti saja setelah Anda membaca penjelasan dibawah ini:
Produk "Buruh Merdeka", tentunya ini hanya boleh dijual terbatas dikalangan buruh saja. Saat buruh mengkonsumsi produk ini, tiba-tiba saja, seperti obat kecantikan yang diiklankan di TV, wajah buruh Indonesia akan bisa berubah dalam 2 minggu saja. Buruh bisa merdeka dalam berserikat dan berkumpul, buruh bisa merdeka dalam memilih pekerjaannya, buruh bisa merdeka dalam kebutuhan hidupnya, buruh bisa merdeka dalam mengaktualisasikan dirinya dan yang paling penting, buruh bisa merdeka dalam kesejahteraan hidupnya. Para buruh bersatulah membeli produk ini.
Kalau produk "Petani Merdeka" tidak usah ditanya lagi apa fungsinya, tentunya fungsinya adalah memenuhi kebutuhan kemerdekaan petani. Efek yang timbul dari produki ini misalnya petani merdeka dalam menjangkau dan mencari kebutuhan pupuk untuk mereka, petani merdeka dalam mendapatkan saluran irigasi, petani merdeka dalam menjual hasil produksinya dan petani akan lebih merdeka dari serangan beras impor. Kaum tani jangan hanya tolak impor beras tapi segeralah datangi toko kami.
"PNS Merdeka" juga cukup menggiurkan efeknya. Produk ini, tidak hanya akan diserbu guru-guru yang belum merdeka, tetapi juga PNS kecamatan yang kerjaannya hanya duduk-duduk saja. Dengan khasiat ampuhnya, produk "PNS Merdeka" ini bisa membuat PNS merdeka dari mutasi yang tidak ada dasarnya, PNS merdeka dari tekanan kesewenang-wenangan pimpinannya, PNS merdeka dalam kesejahteraannya. Namun, ada juga efek sampingan yang mungkin timbul, yaitu PNS jadi giat bekerja melayani masyarakat. Anda para PNS pilih mana, duduk leha2 tapi kondisinya seperti ini saja, atau mau beli produk ini dan siap naik kesejahteraanya tapi harus giat bekerja.
Mahasiswa merdeka dalam menentukan sikapnya, mahasiswa merdeka memperoleh ilmu yang tidak hanya itu2 saja, mahasiswa merdeka mendapatkan sarana dan prasarana terbaik baginya dan tentunya mahasiswa merdeka dari dunia pengangguran yang terlalu lama. Inilah efek bagi mahasiswa yang mengkonsumsi dari produk "Mahasiswa Merdeka". Tidak terlalu banyak efeknya, tapi bukankah merdeka dari dunia pengangguran cukup menggiurkan. Mahasiswa, lulus cepat dan IP tinggi bukan jaminan sebelum Anda mencoba produk kami.
"Anak Merdeka" akan memberikan keuntungan bagi anak-anak yang tumbuh dalam masa perkembangan. Tidak seperti suplemen anak-anak yang belum jelas fungsinya, produk ini akan menjadikan anak merdeka dari tekanan orang tua, anak merdeka memilih dunia sesuai keinginannya dan anak merdeka dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Mungkin ada beberapa orang tua yang tidak suka, jadi bagi anak-anak yang ingin membeli barang ini sendirian, tetap akan kami layani karena toko kami terbuka bagi anak-anak hingga orang tua.
Bagi Anda, pada Waria, jangan takut dan malu lagi menjadi Waria karena produk "Waria Merdeka" akan menjamin anda dalam hubungan bermasyarakat. Waria akan merdeka dalam kehidupan pribadinya, Waria akan merdeka dalam hubungan sosial kemasyarakatan dan tentunya Waria akan merdeka menjadi dirinya sendiri tanpa ada caci maki dan olok-olokan. Kalian para Waria, jangan takut lagi menjadi dirinya sendiri, karena produk kami bisa menjaminnya.
Sebenarnya kami malu mempromosikan produk yang satu ini, tetapi karena di seluruh negeri ini rasa malu telah mati, maka dengan bangga kami memperkenalkan produk unggulan kami "Koruptor Merdeka". Siapapun Anda dari Pak RT, Pak Camat, Bupati, Kontraktor, Pemborong, Politisi, Anggota Dewan hingga Presiden dan anggota KPK sekalipun, jangan ragu-ragu membeli produk ini karena dengan produk ini, Anda tetap dapat tidur nyenyak setelah Anda bisa mengkorupsi uang masyarakat yang dikumpulkan oleh negara. Koruptor akan merdeka dari demonstrasi mahasiswa, koruptor akan merdeka dari tuntutan jaksa, koruptor akan merdeka dari hukuman penjara, koruptor akan merdeka dari hukuman sosial dan tentunya koruptor akan merdeka saat mencuri uang rakyat yang dititipkan ke negara. Jangan ragu dan malu lagi karena bangsa ini sudah tidak punya rasa malu, Anda koruptor kelas kakap atau calon koruptor, datanglah segera ke toko kami dan dengan bangga kami akan melayani Anda dengan sebaik-baiknya.
Dan satu lagi, produk yang baru saja kami launching adalah "Korban Bencana Merdeka". Seiring perkembangan bencana yang semakin semarak, kami mempersembahkan produk ini bagi Anda yang menjadi korban bencana. Produki ini akan memberi jaminan bagi Anda bahwa janji tidak hanya janji tetap realita. Korban bencana akan merdeka mendapatkan bantuannya, korban bencana akan merdeka dari janji pemerintah dan yang utama adalah korban bencana akan merdeka dirinya dan bangkit dengan segera dengan ada atau tidaknya bantuan dari pemerintah.
Kini Anda sendiri yang menentukan masa depan diri Anda, apakah ingin merdeka atau ingin tetap seperti ini saja. Karena ini bertepatan dengan Kemerdekaan bangsa ini, kami menawarkan diskon hingga 50% bagi 10.000 pembeli pertama. Selain itu, Anda jika berkesempatan mendapatkan mobil, sepeda motor hingga payung jika Anda membeli produk kami dan bisa menjawab pertanyaan di bawah ini:
Produk apa yang paling laris di TOKO MERDEKA:
A. "Buruh Merdeka"
B. "PNS Merdeka"
C. "Koruptor Merdeka"
Kami harap Anda tertarik dengan produk kami dan berbondong-bondong mendatangi toko kami sekaligus bersama-sama merayakan Kemerdekaan diri Anda dan bangsa ini secara bersama-sama.
Selamat merayakan Kemerdekaan...

Saturday, August 12, 2006

Deddy Mizwar, Naga Bonar & Merdeka atau Mati...

Deddy Mizwar yang berperan sebagai Naga Bonar di hadapan puluhan anak buahnya dengan tegas dan mantap berkata: Merdeka atau Mati...
Apa yang diucapkan Naga Bonar, itu hanyalah secuil bagian dari film perjuangan yang judulnya entah apa. Selain ucapan Naga Bonar, kisah perjuangan kemerdekaan yang masih cukup terngiang dihati adalah sebuah kata-kata yang diucapkan seorang pejuang entah siapa namanya, saat pesawat terbang Belanda hendak mengebom sebuah jembatan. Dengan tegas dan lantang pejuang yang tidak diingat lagi namanya itu berkata: Belanda Asu Edannnn... Dan masih ada satu lagi yang juga membekas dihati adalah sebuah adegan film saat seorang pejuang yang juga jagoan dengan ajian kebal tembak hendak merobek bendera Belanda dan menggantinya dengan Sang Saka Merah Putih. Namun, sayang sebelum jagoan itu berhasil menurunkan bendera itu, dia tertembak mati oleh sedadu Belanda karena ajiannya nyantel di jeruji pagar saat Sang Jagoan memanjat pagar itu. Dan semuanya sungguh sayang karena film heroik itu tidak diingat lagi judulnya.
Sementara itu, film yang berjudul Independent Day, sebuah film Holywood yang menceritakan pejuangan warga Amerika Serikat mempertahankan bangsanya dari serangan musuh hingga kini mudah diingat dan tetap melekat dihati bangsa ini. Atau film perjuangan dengan setting Perang Dunia II dan dibalut kisah romantisme yang bertajuk Pearl Harbour juga melekat ditelinga bangsa ini.
Untuk sebuah judul film yang mengkisahkan lika-liku perjuangan bangsa ini atau haru biru usaha merebut kembali kemerdekaan yang sempat terkoyak, bangsa ini saja sudah lupa. Apalagi jika harus mengingat pahlawannya. Sebuah lelucon kelas atas memang. Nama Tan Malaka, hanya beberapa orang saja yang mengenalnya apalagi nama Tirto Adi Suryo yang berjuang lewat jalan jurnalisme, belum banyak yang mengetahuinya.
Ada pepatah yang mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan pahlawannya. Namun, sayang, nama pahlawannya saja kita lupa, bagaimana bisa menghargai perjuangannya. Memang sejarah di negara ini sempat menjadi milik penguasa dan orang besar saja, tetapi film Gie karya Riri Riza sudah mematahkan sejarah konvensional ciptaan penguasa di negara ini. Bahkan, seorang pejuang yang juga sempat menjadi pencuri dan perampok yang bernama Budiman Benggol seperti yang ceritakan dalam novel Maling Republik juga pantas dikenal dan dihargai perjuangannya.
Apa sebenarnya yang menghantui bangsa ini sehingga kita tidak mengenal pejuang bangsa ini. Apakah kita bukan bangsa yang besar karena tidak bisa menghargai perjuangan pahlawan kita. Atau kita sudah malu dengan bangsa ini dan tidak ingin mengenal lagi pahlawan bangsa ini dan hanya bisa mengingat kata Naga Bonar: Merdeka atau Mati...

Friday, August 11, 2006

Surat Cinta untuk Calon Isteriku...

Dear: Calon Isteriku
di manapun kini kau berada

Say, sebelumnya aku minta maaf, karena ini surat elektrik, maka tidak ada background gambar bintang pelem kesayanganmu Andi Lau. Maaf ya...

Sayang, bagaimana kabarmu di sana?baik2 sajakah? Semoga. apakah kmu juga sehat2 saja. bagaimana sakit maag yang menderamu, apakah masih sering kumat.
Jujur saya, akhir-akhir ini aku sangat merisaukanmu, say. Masalahnya, semalam aku mimpi, mimpi buruk sekali...Jadi ada beberapa hal yang aku tanyakan. Tapi percayalah, bukan soal hubungan kita karena aku percaya masih percaya dengan dirimu. Ini soal dirimu sebagai manusia...
Say, masihkah engkau merawat jerawat yang sering muncul tiba-tiba di wajahmu?Oh, atau kini kau sudah sering ke salon dan spa? Ah itu tak apa2, toh jika kita tidak merawat diri kita, berarti kita menganiaya diri kita sendiri.
Say, masihkah engaku sering baca buku dan bertegur sapa dengan Tan Malaka, Marx, Pram, Gorky lewat tulisan mereka? Dan masihkan engkau suka berlama-lama di toko buku?Oh, atau kini engkau lebih sering lihat pakaian dan celana dalam di butik atau mal yang dulu merupakan tempat yang kita haramkan.
Say, masihkah engkau sering nonoton Tajuk Malam atau Liputan Enam?Oh, atau kini kau lebih suka lihat sinetron yang dulu kita sebut kampungan dan tak tau aturan.
Say, masihkah engaku suka jajan di Angkringan?Oh atau kini engaku lebih nikmati makan di restoran yang dulu sering kita umpat bajingan kapital.
Say, masihkah engkau suka melamun sendirian di dalam kamar dan memikirkan serta mentertawakan kehidupan?Oh, atau kini engkau sudah hanyut dalam dentuman kehidupan yang kau sendiri tidak tahu mana arahnya yang dulu sempat kau katakan manusia tak tahu jalan.
Say, masihkah engkau menyempatkan baca koran sambil tiduran?Oh, atau kini kau lebih suka lihat infotainment yang membicarakan rumah tangga orang yang dulu kita tertawakan sebagai acara hiburan pengocok perut.
Say, masihkah engaku sering bertegur sapa dengan anak-anak jalanan, tukang becak dan pelacur jalanan?Oh, atau kini engkau sudah lupa dengan mereka dan memilih bergaul dengan yang wajar-wajar saja yang dulu menjadi pilihan kita kalau hidup tak harus lurus2 saja.
Say, masih sukakah dirimu menggunakan kaos oblong bergambar Che dan Tan Malaka? Ah, lebih baik lepaskan saja kaos2 itu jika kau merasa terpaksa.
Dan, say sadarkah dirimu masih menjadi seorang manusia?Ah, atau kini dirimu lupa kalau dirimu adalah manusia.

Dari Calon Suamimu

Sang Pemula

NB. 4x4=16, sempat nggak sempat harap dibalas

Ah, susahnya hati saat ingin melankolis dan romantis.

Saturday, August 05, 2006

GEA...Oh...GEA...

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun Balai Sarbini Jakarta masih tetap gegap gempita, penuh sorak sorai penonton. Penonton masih tegang menunggu Daniel dan Ata mengumumkan siapa yang bakal pulang malam itu dan siapa yang bakan maju ke Grand Final Indonesian Idol. Indonesia memilih: "Gea, kamu harus pulang malam ini," kata Ata dan Daniel. Akhirnya Ihsan dan Dirly bakal beradu di grand final nantinya.
Bak sebuah drama yang berliku-liku dan dramatis, Indonesian Idol telah membawa dua orang yang sebelumnya "bukan siapa-siapa" menjadi seorang yang Wow. Dirly, Si Ganteng asal Manado terus menunjukkan kemampuannya dalam olah suara ditengah cercaan hanya mengandalkan tampang doang. Ihsan, Si Kalem dari Sumatra masih melaju walaupun kata juri belum banyak perkembangan. Dan Gea, mojang centil asal Bandung, harus angkat koper sebelum babak grand final dijalankan.
Penonton seakan diaduk-aduk perasaannya, saat Ibu Dirly bercerita kenapa baru sekarang bisa hadir di Jakarta. Penonton seakan terhanyut dalam cerita saat Ibunda Gea bercerita tentang Gea dan Ayahnya. Dan penonton seperti dipaksa menitikkan air mata saat Ihsan dan Bapaknya bercerita masa lalunya. Abang becak dipersimpangan Malioboro yang sempat menontong acara ini, tersentuh hatinya saat Dirly digadang-gadang menjadi tulang punggung keluarga. Mak Erot, tukang pijat kenamaan di Kota Gudeng yang sedang menemani cucunya menonton acara ini, seakan mengingat suaminya yang telah tiada seperti yang diceritakan Ibunda Gea. Dan Mawar, pelacur Sarkem yang menonton acara ini sambil menunggu pelanggan yang akhir-akhir ini turun drastis karena banyaknya operasi dari Satpol PP, ingat masa lalunya di kampung halaman saat Ihsan dan Bapaknya bercerita jaman dahulu kala.
Perasaan. Itulah kenapa kita bersimpati dengan seseorang. Dan perasaan pula yang bisa membawa sinetron Tersanjung hingga episode ke 1.000 (mungkin...). Setiap relung jiwa manusia, siapapun dia, saat perasaannya disentuh oleh cerita atau keadaan yang menggetarkan, jiwa dan hatinya seakan berkata: Oh sungguh kasihan dia...
Rasa iba, seakan selalu menyelimuti setiap manusia saat melihat orang tertindas, teraniaya. Namun, orang tertindas atau teraniaya belum tentu bisa dilihat semuanya. Atau juga, ada sebagian orang teraniaya dan tertindas sengaja diciptakan agar kita semua berkata, Apa? Oh sungguh kasihan dia...
Logika. Stop, itukan kepunyaan bangsa barat, nanti hilang corak kebudayaan asli Indonesia. Nanti westernisasi menggejala. Ya, mungkin manusia Indonesia masih alergi terhadap logika. Bukan hanya Anda, tetapi juga saya. Tahukah Anda, saat Ihsan bercerita, mata saya juga ikut berkaca-kaca. Dan logika tetap mati rasa di bumi pertiwi ini dan perasaan yang bukan pada tempatnya masih menjadi juara.
Akankah bangsa ini dibangun oleh perasaan saja. Pemikir Bangsa ini, Tan Malaka pernah berkata: Hanya logika yang bisa membebaskan bangsa ini! Dan kini, hanya perasaan yang berkuasa dibumi negara ini.
Saat memilih idola, pak lurah, bupati, ketua RT, ketua karang taruna, imam pengajian, ketua OSIS, pemimpin pergerakan, manajer perusahaan hingga presiden, akankah selalu perasaan yang dibawa dan mematikan logika yang berkata: Seperti apa dan bagaimana kemampuan dia?
Hanya satu kata dalam sebuah moment, saat Daniel dan Ata, atau KPU berkata: Indonesia memilih? dan kita jawab saja...OH SUNGGUH KASIHAN DIA...

Friday, August 04, 2006

Pujian&Kecaman dalam Diam

Siapa orangnya yang tidak ingin dipuji?Siapa juga orangnya yang suka dikecam? Semuanya tentu ingin dipuji dan enggan dikecam! Tapi apalah arti sebuah pujian jika itu hanya pujian belaka, tidak mengangkat harkat dan martabat seorang manusia!Dan apalah arti sebuah kecaman jika harkat dan martabat manusia tetap juga diinjak-injak.
Ketika pujian hanya pujian belaka dan kecaman tetap tak dindahkan apalah arti semua itu jika tidak ada tindakan. Seakan, sebuah pujian menjadi "bumbu" pemanis sebuah kehidupan. Seakan sebuah kecaman, hanya berarti formalitas kehidupan. Dalam 24 jam, milyaran orang di dunia memberikan pujian! Dalam 24 jam juga milyaran orang dapat juga memberikan kecaman. Kecaman dan pujian semuanya sama dan tak berarti apa-apa tanpa suatu tindakan.
Pujian dan kecaman, hanya lontaran kata-kata yang belum tentu ada artinya. Belum ada artinya jika pujian tetap hanya pujian tanpa adanya harkat dan martabat manusia yang diangkatnya. Dan kecaman juga hanya menjadi semburan mulut yang Tai Kucing isinya jika harkat dan martabat manusia tetap di bawah kangkangan.
Orang berprestasi akan dipuji setinggi langit tujuh tingkat, tanpa ada harkat dan martabatnya yang diangkatnya. Orang jahat akan dikecam hingga dasar dunia, tanpa ada yang bisa menyelamatkan harkat dan martabat manusia.
PUJIAN...KECAMAN...PUJIAN...KECAMAN...
LEBIH BAIK DIAM DAN SEGERA MENGAMBIL TINDAKAN

Save Palestine dan Libanon...